Latest News

KETIKA CINTA MENUTUP MATA


KETIKA CINTA MENUTUP MATA


“Aku tu ya aku. Aku tu bukan Ria. So, please jangan pernah banding-bandingin aku ma Ria. Karna aku bukan Ria dan sampai kapanpun aku nggak akan pernah menjadi Ria,” marah Cinta ke aku dikala aku menyamaka aku dengan Ria, sahabat aku dan juga sahabat Ria. Dan Cinta nggak pernah lagi masuk sekolah. Dan sudah satu minggu tak ada kabar dari Cinta.
Akupun menjadi ngerasa bersalah karena
udah ngebuaat dia sedih, sampai marah-marah. Sebenernya aku nggak maksud ingin ngebuat Cinta sedih. Tapi sepertinya, Cinta terssinggung dengan ucapanku.
“Woy, ngalamun aja loe. Hayowwww, pasti sedang mikirin Cinta yaw?”, goda Tiara yang membuat lamunanku menjadi buyar.
Aku terdiam sejenak. Menarik nafas panjang. Sementara Tiara mendekat ke arahku dan kemudian dia duduk disampingku. Dan akupun menatap Tiara dengan tajam. Tatapan yang penuh pertanyaan dan kebingungan.
“Napa?”, tanya Tiara keaku, seakan dia bisa membaca apa yang sekarang sedang bersarang diotakku. ‘Pasti loe mo nanyain tentang Cinta, “tebaknya, dan menatapku dengan senyum simpulnya.
“Tau aja loe Ra, “jawabku dengan rasa agak malu.
Tiara tertawa kecil, tawa yang seakan penuh dengan ejekan.
“Pasti loe kangen banget ma dia, “tebak Tiara lagi. Dan lagi-lagi tebakan itu memang benar adannya.
Aku semakin malu saja. Dan munafik sekali diriku bila aku tak jujur, aku sangat merindukan Cinta.
“Gue tahu. Selama ini, diam-diam loe menaruh rasa kan ma Cinta?”
Aku cuman terdiam menarik nafas panjang. Tiara udah kayak peramal saja, yanng bisa membaca pikiran orang.
“Kenapa loe nggak pernah ngungkapin perasaan loe? Padahal selama ini, itu yang dinanti-nantikan oleh Cinta. “lanjut Tiara.
Ucapannya. Akku seakan tak percaya dengan apa yang baru saja diucapkan oleh Tiara.
“Loe tu ngomong apa sech Ra?” tanyaku berpura-pura tak mengerti denngan apa yang barusan diucapkan Tiara.
“Udah dech, sampai kapan loe akan munkirin perasaan loe? Semua orang juga tau kalo selama ini kalian tu saling cinta. Mungkin mulut loe bisa bohonh, tapi mata loe nggak bisa bohong.”
Aku terdiam sejenak. Apa yan diucapkan Tiara memeng bener adanya. Cinta memang begitu special dimataku. Tapi, sekarang Cinta ada dimana? Sedang apa dia? Aku sangat merindukanya.
“Sekarang Cinta dimana?”
Tiara tak langsung menjawab pertanyaanku. Sesaat dia menatapku dengan tatapan sendu. Kemudian diapun menunduk. Air matanya perlahan tertetes. Entahlah. Aku justeru bingung dengan sikap Tiara. Kenapa Tiara menangis? Adakah yang salah dengan ucapanku?
Kemudian, Tiara mengusap airmatanya. Terlihat sekali, adakesedihan yang mendalam. Ada sesuatu yang saat ini sedang terjadi, namun tak au tahu.
“Sebenernya ada apa sech Ra? Kenapa loe nangis?” tanyaku dengan penuh rasa penasaran.
“Selama ini Cinta sakit, Yud!”
Bagai petir disiang hari saja, saat mendengar jawaban dari Tiara.
“Sekarang cinta dirawat dirumah sakit. Ternyata selama ini, Cinta sakit leukimia stadium akhir. Dan saat ini, Cina sedang sekarat” ,lanjut Tiara menjelaskan.
Seketika itu juga, aku shock. Aku tak menyangka, sebegitu menderitanya gadis yang selama ini aku cintai. Sempat terselinap rasa menyesal dihatiku. Menyesal telah membuatnya sedih. Menyesal telah membuat dia menangis. Dan begitu banyak penyesalan lain. Dan yang paling aku sesalkan, aku nggak pernah mampu untuk mengungkapkan perasaanku terhadapnya. Betapa aku sangat mencintainya, dan tak pernah inginkan dia pergi dari hidupku.

J J J

Sepulang dari sekolah, aki dan Tiara langsung kerumah sakit untuk menjenguk Cinta. Dan kamipun langsung menuju kekamardimana Cinta dirawat.
Kulihat tubuh kecil Cinta yang dikelilingi alat-alat medis. Tubuh mungilnya pun semakin kurus saja. Wajah manisnya terlihat pucat pasi. Gadis yang selalu tersenyum itu, terlihat begitu lemah.
Sebenernya, aku tak sanggup melihat keadaan Cinta seperti itu. Seandainya bisa, ingin sekali aku menggantikanya.
Perlahan, aku mendekati Cinta. Aku berusaha menguatkan hatiku. Kugenggam jemari Cinta. Dan sempat terlihat, senyum simpul dibibirnnya. Sennnnyum yang menahan rasa sakit.
Aku berusaha menahan air disudut mataku. Aku nggak ingin melihat Cinta sedih, bila dia melihatku menangis. Aku harus kuat. Demi gadis yang aku cintai.
“Yud....daaa,”panggil Cinta dengan nada yang begitu lemeh.
“Sssstttttt, aku ada disini. Untuk kamu. “ucapku dengan lembut.
Dengan penuh kelembutan, aku mengusap kepala Cinta. Ku membelai rambutnya. Kku bisikkan sesuatu ditelinga Cinta :
“Aku sayang sama kamu. Aku sangat mencintai kamu. Ich liebe dich, Cintaaaa, “ucapku dengan begitu lembut. Dan Cintapun, tersenyum. Tampak, binar matanya memancarkan kebahagyaan. Tak bisa ku pungkiri, aku bahagya bisa mengungkapkan perasaannku. Walau sesungguhnya hatiku menangis ,melihat kondisi Cinta saat ini.
“Aku,,, juga sayanng sama kammu. Ich liebe dich, Yuda, “ucap Cinta dengan pelan.
Dan semakin kuat dia menggenggam jemariku. Kemudian, akupun mencium punggung tangannya dengan begitu mesranya.
Dan, hari-hari selanjutnya aku habiskan bersama Cinta hanya dirumah sakit. Dan kondisi Cinta pun semakin tak menentu saja. Kadang membaik, tapi kadang tiba-tiba down.
Hingga suatu malam, keadaan Cinta sangat kritis. Aku sangat khawatir melihat kondisinya. Dan  yang bisa ku lakukan, hanyalah menemaninya, disampingnya seraya berdo’a. Semoga ada keajaiban untuk Cinta.
Dengan begitu kuat, Cinta menggenggam jemariku. Seakan ada kkekuatan lain yanng tak ingin telepas.
“Ak....kuuu....lel...llehhh....Yud....” ucap Citnta dengan terputus-putus.
Aku semakin tak  kuasa untuk menahan airmataku. Aku menangis untuk gadisku.
”Ssssstttt, tidurlah! Aku ada disamping kammu, “ucapku dengan lembut seraya mengusap kepalannya.
“Jangan tingalin aku Yud,,” pinta Cinta.
Akupun Cuma bisa menangis tersedu.aku tak mampu menghadapi kemungkinan terburuk yang akan terjadi. Dan lama-lama, tubuh Cinta semakin melemah hingga nadinya tak lagi berdenyut. Cinta tlah tertidur untuk selama-lamannya.
“Cinnttttaaaa..................................” teriakku sekuat mungkin, seraya menggoyang-goyangkan tubuh kaku Cinta.
Malam ini, malam terakhirku bersama gadisku. Dia telah pergi untuk selama-lamanya. Cinta telah meninggalkan aku, dan tak kan pernah kembali. Sedih dan teramat sakit yang aku rasakan. Innnngin sekali rasanya aku marah pada Tuhan, karena Tuhan memanggil Cinta disaat cinta kami bersemi.

J J J

Sejak kepergian Cinta, aku ngerasa hidupku menjadi hampa. Tak lagi ku dengar ocehan Cinta yang bawel. Cinta yang manja, dan Cinta yang selalu ingin dinomor satukan. Cinta yang selalu ingin diperhatikan, Cinta yang keinginannya selalu ingin dituuruti dan Cinta yang tak pernah suka bila dia dibanding-bandingkan. Ah, Cinta. Mengapa bayangnya selalu menghantui langkah-langkahku. Novalea Cinta, nama yang telah terukir abadi, nama yang terkkunci diotakku dan pergi dengan membawa cintaku.
Sempat terbesit rasa bersalah dihatiku, tatkala aku mengingat aku pernah menyia-nyiakannya. Sempat juga ada rasa mennnnnyesal kenapa tak sedari dulu aku mengungkapkan perasaanku pada Cinta. Namun, aku ngerasa beruntung karna aku bisa ungkapkan rasa dan menemani hari0hari terakhir Cinta.
Novalea Cinta, sampai kapanpun kamu akan selalu ada dihatiku.

J J J



By     :         Wahyu Triyani

0 Response to "KETIKA CINTA MENUTUP MATA"